Search
Close this search box.

Tim Pengabdian Masyarakat FIK UI Edukasi Warga Beji Deteksi Cepat Kanker Payudara

DEPOK – Warga di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Depok mendapat edukasi mengenai deteksi cepat kanker payudara . Edukasi dilakukan Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) didukung Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI dengan tema ‘Deteksi Cepat Kanker Payudara (DEKAP)’.
 
Mereka melakukan pelatihan deteksi cepat kanker payudara kepada warga Kelurahan Tanah Baru karena Tanah Baru merupakan wilayah dengan wanita usia subur masih banyak yang belum melakukan deteksi dini kanker payudara.
 
Pengabdian diketuai Dr Dewi Gayatri bersama Prof Dr Yati Afiyanti, Dr Rr Tutik Sri Hariyati, Dr Tuti Nuraini, Dr Tuti Afriani, dan Dr Hanny Handiyani. Tim juga dibantu oleh mahasiswa program studi Magister Ilmu Keperawatan Peminatan Keperawatan Onkologi FIK UI.
 
Baca Juga Perbedaan Kista, Tumor, dan Kanker Payudara Perbedaan Kista, Tumor, dan Kanker Payudara “Pemberian edukasi dan pelatihan deteksi cepat kanker payudara terhadap warga Kelurahan Tanah Baru dengan sasaran para perempuan diharapkan dapat mempraktikkan, menyebarkan informasi dan edukasi yang disampaikan oleh tim pengabdian kepada masyarakat setempat,” ujar Dewi Gayatri selaku ketua tim pengabdi, Minggu (31/12/2023).
 
Topik materi yang disampaikan Tim Pengmas FIK UI di antaranya mengenai Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Melalui Promosi dan Pencegahan Kanker, Deteksi Cepat Kanker Payudara (DEKAP). Proses edukasi dilakukan dengan pemaparan materi dan dilengkapi dengan demonstrasi oleh Tim Pengmas FIK UI serta redemonstrasi yang dilakukan peserta.
 
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat agar memperhatikan kesehatan dan mengenali gejala serta risiko kanker payudara.
 
“Kami berharap masyarakat peduli terhadap kesehatan dengan mengenali tanda dan gejala kanker payudara melalui deteksi cepat kanker payudara serta menjalankan pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan kanker,” katanya.
 
Di Kecamatan Beji terdapat wanita usia subur tidak hamil (15-39 tahun) sebanyak 21.452 orang sehingga terdapat 19.995 wanita tidak melakukan deteksi dini kanker payudara. Berdasarkan kondisi tersebut, Tim Pengmas FIK UI melakukan pelatihan Deteksi Cepat Kanker Payudara di Kelurahan Tanah Baru yang bertempat di Wisma Caring Sejahtera.
 
Selain edukasi, peserta juga dapat melakukan pemeriksaan kesehatan yakni pemeriksaan berat badan, tinggi badan, visceral fat, persen lemak tubuh dan cairan tubuh serta otot. Selain itu, peserta juga bisa memeriksakan tekanan darah, kolesterol, asam urat, hingga gula darah.

Berita Pengmas Lainnya

Mahasiswa UI Beri Edukasi Kesehatan dan Kewarganegaraan pada Program Badui Nyarita 2024

JAKARTA – Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) dan BEM Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) mengadakan Badui Nyarita 2024 yang merupakan program pengabdian masyarakat (pengmas) kolaboratif.

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada 26 hingga 28 Juni tersebut berlangsung di dua tempat, yakni Ciboleger, Banten dan Monumen Nasional Jakarta. Kegiatan ini memberi edukasi bagi anak-anak Badui terkait pentingnya menjaga kesehatan serta memupuk rasa cinta tanah air.

Ketua Pelaksana Badui Nyarita 2024, Esti Maya Windarti, menyebut bahwa program pengmas ini mencakup dua kegiatan, yakni edukasi kesehatan dan penanaman nilai-nilai kewarganegaraan.

Edukasi kesehatan dilakukan selama dua hari di Ciboleger, Banten, yang meliputi edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta kesehatan gigi dan mulut. Untuk menarik perhatian 20 peserta yang merupakan anak-anak Badui, materi diberikan dengan media interaktif. Edukasi PHBS dilakukan melalui pertunjukan boneka tangan dan permainan kuda bisik, sedangkan edukasi kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan model gigi.

“Selain menggunakan boneka tangan, pertunjukan dibawakan dalam bahasa Sunda agar anak-anak lebih mudah memahami materi PHBS. Penyampaian materi diselingi dengan permainan kuda bisik dan bernyanyi bersama, sehingga suasana menjadi lebih menyenangkan. Pada edukasi kesehatan gigi dan mulut, kami menggunakan model gigi untuk memeragakan cara menggosok gigi yang baik dan benar, serta mengajak seluruh peserta mempraktikkannya. Praktik bersama ini membuat anak-anak menjadi lebih memahami cara menyikat gigi dengan baik dan benar,” ujar Esti.

Sementara itu, pada hari ketiga, Panitia Pelaksana Badui Nyarita 2024 mengajak sebanyak 19 anak Badui didampingi 3 orang perwakilan warga berkunjung ke Monumen Nasional (Monas).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi seputar nilai-nilai kebangsaan kepada anak-anak Badui sekaligus memperkenalkan sejarah Indonesia. Pada kesempatan itu, para peserta mendengarkan dongeng sekaligus menyaksikan diorama yang menggambarkan kejadian sejarah di Indonesia, mulai dari zaman pra-sejarah hingga zaman kemerdekaan.

Para peserta kemudian menuju ke Ruang Kemerdekaan untuk melihat empat atribut kemerdekaan Indonesia, yaitu Peta Kepulauan Negara Indonesia, Bendera Merah Putih, pintu gapura yang berisi Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dan Lambang Negara Indonesia Garuda Pancasila. Keempat atribut ini dijelaskan maknanya agar para peserta lebih mengenal sejarah bangsanya.

Selanjutnya, pada bagian penutupan, anak-anak Badui diminta secara berkelompok menyanyikan lagu-lagu nasional, seperti Halo-Halo Bandung, Hari Merdeka, Dari Sabang Sampai Merauke, Garuda Pancasila, dan Satu Nusa Satu Bangsa. Mereka tampak bersemangat dan antusias memberikan penampilan terbaik.

Rani, salah seorang peserta program tersebut mengungkapkan perasaan bahagianya karena dapat mengikuti seluruh rangkaian Badui Nyarita 2024.

“Kami bahagia diajak berkeliling, melihat berbagai patung, juga diajarkan berbagai permainan. Semoga teteh yang datang mengunjungi kami terus diberikan kesehatan dan bisa bertemu lagi di lain kesempatan,” kata Rani.

Atas seluruh rangkaian kegiatan ini, Sarpin selaku perangkat desa pada bagian Kasi Pemerintahan di Badui, mengatakan bahwa orang tua dari anak-anak Badui sangat senang ketika anaknya mengikuti kegiatan Badui Nyarita 2024.

“Ini sebenarnya impian saya, saya sering berbicara kepada anak saya, Marno, mengenai acara seperti ini. Acara seperti ini merupakan sesuatu yang luar biasa dan dapat memberikan dampak baik terkait wawasan anak-anak Badui, sehingga pemikiran mereka terbuka meskipun mereka tidak mendapatkan pendidikan formal,” ujarnya.

Ia berharap Program Badui Nyarita dapat berkelanjutan dan melibatkan lebih banyak anak-anak Badui.

Penyelenggaraan Program Badui Nyarita 2024 mendapat dukungan dari berbagai unit/lembaga UI, yaitu Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM), Riset dan Pengabdian Masyarakat (RPM) FKG, Ikatan Alumni (ILUNI) UI, dan ILUNI FIK. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari mitra luar UI, yakni Wardah Beauty Cosmetics Indonesia.

Kepala Subdit Pengmas DPPM UI La Ode Abd. Rahman, yang terlibat dalam kegiatan tersebut menyampaikan, kegiatan ini diharapkan menjadi wadah bagi anak-anak Badui untuk memperoleh pengalaman baru dan memperluas wawasan mereka.

“Semoga kegiatan ini tidak hanya dilakukan satu kali, tetapi dapat berlanjut ke depannya, karena masih ada ribuan anak Badui yang belum pernah merasakan pengalaman seperti ini. Untuk itu, kami dari DPPM UI akan terus mendukung kegiatan seperti yang telah diinisiasi oleh BEM FIK dan BEM FKG ini,” pungkasnya.

Berita Pengmas Lainnya

X