—–
Strategi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) pada Anak dengan Gizi Kurang di Masa Pandemi
Dessie Wanda, MN.Ph.D.
Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rawan bencana alam. Permasalahan dalam kebencanaan salah satunya adalah penanganan untuk kelompok rentan (vulnerable), diantaranya adalah bayi dan anak. Perlu perhatian khusus untuk penyiapan makanan dan minuman bayi, selain tenaga khusus dalam artian memahami pemberian makan bayi dan anak dalam situasi bencana yang aman untuk mereka. Pengelolaan pemberian makan bayi dan anak pada situasi bencana perlu keterampilan khusus, mulai dari pendataan (rapid health assessment), pelaporan hasil pendataan awal, analisis kebutuhan, analisis sumber daya, pengelolaan pemberian makan bayi dan anak (termasuk pembuatan dapur MPASI). Penyiapan sistem pengelolaan tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan menyiapkan relawan yang siap dan terampil dalam melakukan pengelolaan tersebut. Program yang dapat dilakukan dengan menyusun modul, melakukan pelatihan bayi calon relawan, simulai sebagai bagian dari mitigasi atau kesiapsiagaan bencana dan implementasi pada tahap rehabilitasi bencana.
Program pertama adalah menyusun modul pelatihan, untuk calon relawan pemberian makan bayi dan anak (PMBA), yang akan mendapatkan materi pengelolaan pemberian makan bayi dan anak dalam situasi bencana. Selanjutnya melakukan pelatihan yang akan dilakukan di Bogor, bagi pekerja kemanusiaan maupun calon pekerja kemanusiaan, serta melakukan simulasi pengelolaan PMBA bencana. Ringkasan targetnya adalah tersusun modul, terlatih beberapa relawan (10-12 relawan), dan implementasi pada tahap rehabilitasi bencana.
—–
Pengoperasian Container Farm di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Teknologi Smart Farming di Indonesia
Riezqa Andika, S.T., Ph.D.
Petani Indonesia masih bergantung pada penggunaan teknologi konvensional untuk bertani. Walaupun luas area pertanian dan jumlah produksi yang besar, tetapi rasio hasil pertanian per lahan terbilang kecil jika dibanding negara-negara lain. Masalah ini dapat diatasi salah satunya dengan smart farming. Pengaplikasian smart farming seperti penggunaan sensor dan perangkat lunak untuk mengetahui kondisi tanah dan/atau tumbuhan serta otomatisasi sistem pemberien nutrisi (pupuk) ataupun penyiraman berdasarkan analisis data tanah/tumbuhan dapat meminimalisasi penggunaan sumber daya air dan bahan seperti pupuk serta meningkatkan rasio hasil pertanian.
Pengoperasian container farm yang ada di Fakultas Teknik Universitas Indonesia diawali dengan mendesain container farm baru sesuai keadaan negara Indonesia, yang sebelumnya dikirim dari Korea Selatan. Karena keadaan container farm tidak terbuka sama sekali kurang lebih satu tahun akibat pendemi covid-19, maka dilakukan pembersihan dan Instalasi yang meliputi pemasangan pipa air, sistem pendingin, dan juga sistem kelistrikan. Setelah itu, dilakukan uji pengoperasian. Dari uji operasi dan juga pengamanat struktur kontainer farm silakukan desain container farm baru dan juga adopsi teknologi ke skala lebih kecil (untuk petani tradisional). Selain itu, diadakan juga acara sosialisai secara daring mengenai teknologi smart farming.
Diharapkan dari kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman cara kerja container farm yang di dalamnya memiliki alat-alat pintar seperti lampu LED khusus untuk pertanian, sensor untuk deteksi nutrien, serta perangkat lunak untuk mengotomatisasi tindakan pertanian.